Kita tidak lagi menuju Era 4.0, kita sudah didalamnya. Dunia bisnis memerlukan artificial intelligence (AI) untuk merubah big data yang ada didalam maupun luar organisasi untuk memenuhi kepentingan bisnisnya. Ada 2 faktor yang mempengaruhi efektifitas hasil AI bagi organisasi, pertama adalah ‘kebersihan’ data dari segala kesalahan, dan kedua adalah model AI yang didesain untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan bisnis. Auditor internal dan para manajer risiko dapat memanfaatkan AI untuk mengamankan serta mendorong organisasi mencapai tujuannya.
Bisnis saat ini, untuk berhasil semakin membutuhkan pasokan data. Cara kerja jarak jauh, karena adanya pandemi COVID-19 telah mempercepat laju inovasi digital, terutama tentang big data serta peralatan yang memungkinkan pengambilan keputusan secara efektif.
AI atau kecerdasan buatan secara signifikan telah menjadi alat bisnis yang dapat menghasilkan keunggulan kompetitif. Komputer diprogram untuk bisa membuat keputusan berdasarkan algoritme logis, sehingga mampu memprediksi hasilnya.
Algoritme AI mampu meningkatkan, bahkan menggantikan pekerjaan manusia dalam tugas pengambilan keputusan. Beberapa contoh penggunaan AI saat ini, seperti proses pertujuan pinjaman, dukungan obrolan interaktif , memilih dan menyarankan produk untuk dibeli, mereviu kontrak, menentukan nilai asuransi, mengubah pola lalu lintas, dan memprediksi cuaca. Pengambilan keputusan secara digital diproses secara terus menerus, sehingga hasilnya akan semakin akurat seiring waktu. Hal ini membantu dalam menangani situasi yang sangat kompleks, real-time dan cepat, serta memberikan hasil yang lebih baik dari yang dapat dilakukan oleh manusia.
Era baru ini menghadirkan pedang bermata dua: Di satu sisi, AI menghadirkan serangkaian risiko baru yang menuntut manajemen menghadapinya dengan lebih cermat; di sisi lain, AI juga sebagai alat yang memberikan kemajuan bagi auditor dan manajer risiko untuk melindungi perusahaan.